MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER
MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA
DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER
ARIF, M.Pd
Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember
ABSTRAK
Jurnal ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman nilai-nilai moderasi beragama dengan melalui pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember. Metode penulisan jurnal ilmiah ini dengan menggunakan kajian pustaka dengan mengumpulkan berbagai literatur baik buku dan jurnal ilmiah terkait moderasi beragama di lingkungan Madrasah atau Sekolah. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa siswa setingkat MTs merupakan siswa yang mengalami perubahan baik secara masa transisi, mental, emosional maupun fisik. Dari perubahan ini yang nantinya akan mengalami gejolak dalam dalam diri siswa yang mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya kurang baik. Dengan demikian penanamkan nilai-nilai moderasi beragama sangat wajib ditanamkan pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember agar memiliki pemahaman beragama secara baik yang berlandaskan Islam Rahmatan Lil Alamin dan juga memberikan pemahaman kepada siswa terkait tentang budaya, tradisi yang ada di Indonesia yang harus mempunyai nilai kearifan local menyikapi dengan bijaksana. Ideologi dan falsafah pancasila dan bhinneka tunggal ika juga ditanamkan kepada siswa agar mereka mempunyai pikiran yang selaras dan keserasian dalam beragama, beragama, bersuku-suku yang terdapat di Indonesia, sehingga akan melahirkan nilai keindahan dalam perbedaan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember bahkan seluruh Indonesia. Tetapi juga tidak lepas dari peran seluruh Guru yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember, dituntut untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama yang nantinya siswa akan memiliki pola pikir, pola tindak, dan perilaku yang memiliki ciri-ciri tawasuth, tawazun, dan i’tidal.
Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam menjadi suatu landasan dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari disegala ranah baik sosial, politik, ekonomi, Pendidikan, dan lain-lain. Dalam konteks ini merupakan nurani manusia sebagai bentuk kesadaran dalam beragama. Kemajuan dan canggihnya teknologi menjadikan manusia membutuhkan tenangnya hati dan jiwa yang bisa diperoleh dari beragama yang baik. Agama tidak akan mati, namun agama akan mempunyai peran yang sangat penting dan utama dalam kehidupan. Menanamkan nilai moderasi beragama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember menjadi hal yang wajib bagi seluruh warga yang ada di Madrasah. Sehingga akan memberikan keindahan dan ketenangan jiwa dalam berkehidupan dan berbaur di Madrasah bahkan di masyarakat. Dengan menerapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan ideologi, falsafah pancasila yang nantinya akan membawa inovasi di madrasah yakni inovasi yang memiliki pemikiran kearifan lokal dan menjalankan agama Islam Rahmatan lil Alamin. Dengan pemahaman yang baik terkait Pendidikan Agama Islam, ideologi pancasila dan bhinneka tunggal ika akan meminimalisir bahkan menangkal perilaku yang ekstrem, radikal, fanatic, intoleran dan diskriminatif.
Moderasi harus benar-benar difahami oleh seluruh warga Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember sebagai komitmen bersama untuk menjaga kesimbangan yang paripurna, setiap warga madrasah yang mempunyai perbedaan baik suku, budaya, tradisi dan etnis, dalam perbedaan itu harus saling mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka. Dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap tenggang rasa. Warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling memahami dan ikut merasakan satu sama lain yang berbeda dengan kita.
Pada konteks kehidupan beragama di Indonesia akhir-akhir ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, baik dari dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Hal ini tak lepas dari terus munculnya konflik sosial yang melatarbelakangi agama di tengah masyarakat. Mulai dari kasus penistaan agama, perusakan rumah ibadah, ujaran kebencian di media sosial dan saling mendiskreditkan antara satu umat dengan umat yang lain. Menjamurnya fenomena-fenomena ini mau tidak mau semakin mempertajam sentimen keagamaan di Indonesia. Sebagai akibatnya, kerukunan dan rasa kekeluargaan sebagai satu bangsa menjadi renggang dan berblog-blog berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing. Maka dibutuhkan penanaman nilai-nilai moderasi beragama di Madrasah agar memiliki pemahaman yang komprehensif yang dapat mengakomodir dan meluruskan faham-faham yang bertentangan dengan kemaslahatan bersama terlebih untuk keberlangsungan kehidupan umat beragama.
Akhir-akhir ini ini Kementerian Agama aktif mempromosikan pengutamaan moderasi beragama. Moderasi beragama yakni cara pandang kita dalam beragama secara moderat, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, radikalisme, ujaran kebencian, hingga retaknya hubungan antar umat beragama merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Sehingga, adanya program pengarusutamaan moderasi beragama ini dinilai penting dan menemukan momentumnya.
Konsep Pembelajaran Sepanjang Hayat Dalam Moderasi Beragama
Pendidikan dan pengajaran merupakan satu kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan. Pendidikan sendiri dalam Bahasa Arab merupakan kata kerja “rabba”. Sementara kata pengajaran dalam Bahasa Arab adalah “ta’lim” dengan kata kerja “‘Allama”. Dengan demikian Pendidikan dan pengajaran disebut juga “tarbiyyah wa al-ta’lim”, sementara Pendidikan islam berarti “Tarbiyah al-Islamiyah”. Pendidikan merupakan sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat.
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, ide, gagasan pokok yang berlangsung dalam diri individu, dalam konsep ini belajar tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal dan informal. Berdasarkan ide tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia.
Sebuah peradaban umat manusia yang sejahtera, hidup damai dalam perbedaan dengan konsep pembelajaran sepanjang hayat yang diimplementasikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember bahkan disemua Madrasah/Sekolah di Indonesia yang di sampaikan yaitu:
- Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
- Learning to do (Belajar untuk mengerjakan atau mengimplementasikan dalam
Kehidupan)
- Learning to live together (Belajar hidup berdampingan dengan orang lain
seagama, sebangsa dan setanah air)
- Unity in diversity (Bersatu dalam perbedaan budaya, keyakinan, dan agama)
- Agree in disagreement (Setuju dalam ketidaksetujuan karena sesungguhnya
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bersatu)
Pada statemen di atas implemetasi pembelajaran sepanjang hayat dalam moderasi beragama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember dengan menerapkan pembelajaran tersebut yang memperhatikan nilai-nilai moderasi beragama yakni toleransi, menghargai, menghormati. Begitu juga penciptaan lingkungan belajar sepanjang hayat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung implementasi program belajar sepanjang hayat perlu adanya peningkatan kerjasama antara pihak masyarakat, madrasah dan keluarga akan membantu seorang individu untuk belajar lebih baik selain itu adanya penilaian akan kemajuan belajar memberikan dorongan bagi individu untuk terus belajar.
Moderasi Beragama Dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilepaskan dalam dunia pendidikan karena belajar mengajar merupakan dua interaksi yang saling ketergantungan, dimana ada proses belajar tentu pula ada proses mengajar atau pengajaran. Terdapat tiga tipe belajar sebagai berikut, belajar teknis yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar, belajar praktis yaitu belajar bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dengan orang-orang disekelilingnya dengan baik, belajar emansipatoris yaitu belajar yang menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dengan lingkungan.
Guru, sebagai seorang pendidik bertugas menyalurkan, mengarahkan dan memotivasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, bukan mendikti, memaksa kehendak, apalagi mengekang kebebasan peserta didik untuk berkreasi. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Keunikan itu harus dimanfaatkan oleh guru untuk menjadikan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan peserta didik dalam menghargai dan menghormati orang lain.
Adapun pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember untuk mengembangkan dan menanamkan nilai moderasi beragama dengan menerapkan metode pembelajaran. Dalam menerapkan metode pembelajaran tersebut akan melahirkan peserta didik yang berfikir terbuka, yaitu berfikir bagaimana dapat menghargai hak hidup, hak berpendidikan, hal untuk berekspresi, hak untuk memeluk agama dan tidak mudah menyalahkan orang lain. Sebagai akibat dari perjumpaan dengan dunia lain, agama, dan kebudayaan-kebudayaan yang beragama akan mengarahkan peserta didik untuk berfikir lebih dewasa dan memiliki sudut pandang dan cara memahami realitas dengan berbagai macam cara.
Sebagai generasi penerus bangsa, tentunya harus diberikan pemahaman yang luas tentang bagaimana menerapkan Islam yang Rohmatan Lil-Alamin dan menjadikan Islam sebagai landasan bergaul dengan orang lain dengan menghargai perbedaan. Hal ini membutuhkan ketelatenan guru dalam menanamkan moderasi beragama. Implementasi moderasi beragama dalam proses belajar mengajar dapat diterapkan dalam metode pembelajaran sebagai berikut:
- Metode Diskusi
Metode diskusi memberikan banyak manfaat bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar yaitu melatih peserta didik berpikir kritis dan terbuka sehingga setiap peserta didik memiliki wawasan yang luas yang bersumber dari peserta didik lainnya. Kemudian dengan berdiskusi peserta didik memiliki sifat demokratis karena dapat mengutarakan pendapat masih diforum diskusi.
Kemudian dengan diskusi, peserta didik memiliki sikap saling menghargai pendapat orang lain yang berbeda-beda. Kemudian, dengan berdiskusi, peserta didik dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang bersumber dari hasil diskusi. Dengan berdiskusi, kemampuan berfikir peserta didik dapat terasah, berfikir kritis, kreatif dan argumentative, dan melatih mental peserta didik dalam mengemukakan pendapat di depan umum.
- Kerja Kelompok
Islam mengerjakan pengikutnya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّهِمۡ وَرِضۡوَٰنٗاۚ وَإِذَا حَلَلۡتُمۡ فَٱصۡطَادُواْۚ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنََٔانُ قَوۡمٍ أَن صَدُّوكُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ أَن تَعۡتَدُواْۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
Kerja kelompok merupakan kegiatan saling tolong menolong dalam pembelajaran. Peserta didik diharuskan untuk saling kerja sama dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik yang sudah dikelompokkan untuk mencapai tujuan. Esensi dari kerja kelompok adalah untuk gotong royong, saling membantu dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dalam pembelajaran.
Bagi seorang pendidik, metode kerja kelompok penting untuk diterapkan karena melatih peserta didik untuk saling memahami arti kebersamaan dan selain itu kerja kelompok memiliki banyak manfaat. Oleh sebab itu, metode kerja kelompok ini bagian dari strategi guru dalam menanamkan moderasi beragama bagi peserta didik sehingga peserta didik bersifat lowes dan tidak esklusif dalam beragama.
- Metode Study Tour
Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang moderasi beragama merupakan bagian dari salah satu cara agar peserta didik dapat mengamalkan pengetahuan yang didapat di dalam kelas kemudian di implementasikan dalam kehidupan nyata. Metode karya wisata ini didefinisikan sebagai metode pembelajaran yang berada diluar kelas, mengunjungi tempat-tempat yang dituju diluar kelas agar dapat pembelajaran langsung dari objek yang dituju.
Penggunaan metode karya wisata dalam pembelajaran moderasi beragama merupakan bagian dari usaha pendidik agar dapat memberikan pengalaman hidup dengan orang lain yang berbeda-beda baik dari kultur, budaya, kepercayaan dan status sosial. Karena moderasi beragama perlu dipraktikkan dalam kehidupan peserta didik. Tentunya, guru harus mengarahkan membimbing dan menunjukkan kepada peserta didik tentang pentingnya moderasi beragama saat mengadakan kunjungan ke tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan materi pembelajaran yang dijelaskan di dalam kelas.
Oleh karena itu, guru harus dapat memilah dan memilih metode yang tepat bagi peserta didik agar pemahaman konsep moderasi beragama dapat melekat dalam diri peserta didik kemudian dapat diimplementasikan.
Kesimpulan
Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa menanamkan nilai-nilai moderasi beragama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember, sangat penting karena pembelajaran sepanjang hayat yang memperhatikan nilai-nilai moderasi beragama yakni toleransi, menghargai, menghormati. Begitu juga penciptaan lingkungan belajar sepanjang hayat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung implementasi program belajar sepanjang hayat perlu adanya peningkatan Kerjasama. Serta pentingnya untuk memberikan pemahaman dan pengertian yang luas tentang Islam yang Rohmatan Lil-Alamin yang dapat menghargai perbedaan. Selanjutnya implemetasi moderasi beragama proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, kerja kelompok, dan karya wisata. Dengan ketiga metode tersebut guru dapat dengan mudah memberikan pengertian keberagaman, menghargai orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan toleran, hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Referensi
Akhmadi, Agus. 2019. Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia. Surabaya:
Inovasi.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:
Jurnal Literasi Moderasi Beragama di Indonesia.
Darajat, Zakiyah. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Earlangga.
Hadisanjaya. 2021. Implementasi Moderasi Beragama Di Indonesia. Jurnal Literasi
Moderasi beragama di Indonesia.
Herawati. 2020. Peran Guru Madrasah Dalam Moderasi Beragama menuju Indonesia
Damai.
Muhaimin, Ali. 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Agensindo
Komentar
Mengetahui judulnya saja insyaallah buku ini bagus Dan bagaimana saya bisa memiliki
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PENGUMUMAN KELULUSAN PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2024/2025
Berdasarkan hasil Rapat Pleno Dewan Guru MTs Negeri 10 Jember yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2025 tentang penetapan kelulusan peserta didik kelas IX Tahun Pelajaran 2024/2025, de
Majalah Digital Matsanseba Edisi Perdana
Majalah digital "MATSANSEBA" merupakan wadah untuk menuangkan kreatifitas dalam berliterasi bagi warga MTsN 10 Jember. Sekaligus sebagai media informasi dan pengetahuan bagi masyarakat
INTEGRASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM HUMANIS DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
INTEGRASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM HUMANIS DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL ARIF, M.Pd Email: arifsugiantoro851@gmail.com Abstrak Untuk mencapai tujuan pendid
PRAKSIS PENDIDIKAN YANG DIALOGIS
PRAKSIS PENDIDIKAN YANG DIALOGIS ARIF, M.Pd arifsugiantoro851@gmail.com Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember ABSTRAK Perkembangan dunia dewasa ini menja
PANDEMI COVID-19 MENGUJI KEPROFESIONALISME PENDIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER
PANDEMI COVID-19 MENGUJI KEPROFESIONALISME PENDIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER ARIF, M.Pd arifsugiantoro851@gmail.com Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember
INFO PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN 2021
SELAYANG PANDANG Berdasarkan surat keputusan menteri Agama Republik Indonesia Nomor 906 Tanggal 25 Oktober 2017, secara yuridis formal madrasah ini diakui keberadaannya sebagai madrasah
artikel yang sangat informatif dan menambah wawasan dalam mengaplikasikaan nilai nilai moderasi beragama. yuk kunjungi https://walisongo.ac.id/ banyak jurusan kegamaan, salah satunya SAA (Studi Agama-Agama)