• MTSN 10 JEMBER
  • Madrasah Hebat Bermartabat

PRAKSIS PENDIDIKAN YANG DIALOGIS

 

PRAKSIS PENDIDIKAN YANG DIALOGIS

ARIF, M.Pd

arifsugiantoro851@gmail.com

Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember

 

 

ABSTRAK

Perkembangan dunia dewasa ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Sudah jelas, perkembangan muncul dari dan dalam pendidikan. Namun perkembangan pada sisi lain bisa berdampak pada disorientasi terhadap makna dan praksis pendidikan. Pendidikan yang idealnya menjadi wahana pembentukan manusia menjadi lebih manusiawi, justru mengalami disorientasi makna dan praksisnya. Adanya fakta dan pengalaman degradasi, dehumanisasi, dan kerusakan ekologis memberi kesimpulan bahwa pendidikan mengalami kegagalan, baik dari segi konsep maupun prakteknya. Untuk bisa mengembalikan pengertian dan pemahaman pendidikan sebagai aktivitas membuat manusia menjadi manusiawi maka perlu berbagai upaya mengembalikan konsep dan praksis pendidikan yang sebenarnya. Langkah awal adalah upaya definisi ulang dan orientasi kembali pendidikan yang dialogis. Dewasa ini, menggagas ulang pendidikan yang berkarakter transformatif menjadi sangat penting dan relevan demi memposisikan kembali citra kemanusiaan yang tergerus akibat berbagai dampak perkembangan yang negatif.

 

Kata Kunci : Pendidikan, Dialogis, Degradasi, Dehumanisasi dan Transformatif

 

 

 

 

 SELAYANG PANDANG

Dalam kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan, dialog menjadi pijakan inti dari sebuah kemajuan dalam perkembangan peradaban manusia. Dialog merupakan awal dari bangkitnya kesadaran untuk saling mengenal antara satu golongan dengan golongan agar kemudian terjadi transformasi ide, gagasan, dan pemikiran.

Ini kemudian dapat melahirkan satu bangunan hidup yang berbalutkan dengan nilai-nilai kemanusiaan, bukan antikemanusiaan yang biasanya bertitik tekan pada pemberangusan hak berpendapat, dan lain seterusnya. Pola dialog ini secara gradual akan menghilangkan dikotomi dibeberapa pihak yang terlibat dalam dialog tersebut. Ini terjadi karena dalam dialog, komunikasi akan memberikan ruang untuk saling memahami. Tentu, bila kini masih ada pendidikan yang tidak menuai keberhasilan, maka ini sebetulnya dikarenakan masih digunakannya metode pendidikan yang konvensional antidialog. Di dalam metode pendidikan konvensional antidialog, terdapat proses penjinakan dan pewarisan pengetahuan dan tidak memiliki sumber pada realitas masyarakat yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, agar hal tersebut kemudian dapat terpecahkan, maka diperlukan satu refleksi dan metode baru guna menjadikan pendidikan yang betul-betul dialogis. Yang jelas, dialog yang muncul sebagai buah dari pemikiran kritis adalah bentuk cerminan atas realitas. Oleh karena itu, hanya dialog yang diterapkan itu saja yang kemudian akan melahirkan pemikiran kritis dan menyebabkan terbangunnya bangunan komunikasi antara komunikasi dan komunikator. Intinya, dialog menjadi ruh dari sebuah proses pendidikan apabila ini ditujukan untuk membuktikan bahwa pendidikan betul-betul dijalankan dengan sedemikian interaktif dan komunikatif. Tidak terjadi ketersumbatan jalan menuju proses berdialog antarsesama.

Dengan kata lain, dialog merupakan satu semangat dan jantung dari implementasi pendidikan. Karena dalam dialog akan dapat dilakukan transformasi penanaman nilai kejujuran, keadilan, kemanusiaan, kesetiakawanan, dan lain seterusnya. Intinya, dialog akan membawa sebuah proses berpendidikan yang konstruktif dan dinamis. Dialog akan membawa pada keterlahiran pendidikan yang menyentuh realitas karena sejatinya, dialog itu lahir dari sebuah pergulatan antara realitas dengan yang menggulati realitas. Dialog akan akan mendorong realita dan yang menggulatinya untuk menjumpai nilai-nilai baru yang sebelumya tidak diketahui atau tidak pernah difahami sebelumya. Yang jelas pula, dalam dialog yang dipentingkan adalah pembentukkan karakter yang kokoh dan kuat, bukan sebatas transformasi pengetahuan dari generasi kegenerasi. Pembentukkan karakter ini berjalin erat dengan kenyataan hidup yang nyata, bukan fatamorgana belaka yang dapat terjadi pada pendidikan konvensional yaitu pendidikan yang berbasis teks. Kenyataan hidup sehari-hari merupakan pijakan guna direfleksikan dalam berbagai ilmu pengetahuan yang didapat di bangku pendidikan.

Menariknya, dalam dialog, anak didik kemudian diajak untuk berpikir kritis dan transformative Ketika melihat sebuah realitas. Pertanyaannya kemudian adalah mengapa dialog yang menumbuhkan nilai-nilai kritisisme itu dapat dijalankan dalam bangku pendidikan dan mengapa hal tersebut penting untuk diimplementasikan dalam bangku pendidikan? Jawabannya adalah karena model pendidikan seperti ini akan menumbuhkan sikap yang selalu meragukan dan mempertanyakan realitas yang ada didepannya.

Oleh karenanya, apabila ditarik dalam konteks praksis pendidikan yang dialogis, maka rasionalitas komunikatif Habermas menuntut perlunya mengurangi kecenderungan bersifat otoriter dengan mengontrol birokratisasi dan meningkatkan proses komunikasi serta berwacana. Serta meningkatkan pemberdayaan dan kebebasan anak didik, mendorong kesetaraan dan demokrasi, mengembangkan otonomi hak suara dan kekuasaan sentral anak didik, proses belajar kolaboratif, mengembangkan pendidikan estetika, mengembangkan fleksibilitas dan kemampuan memecahkan masalah pada anak didik, menyelidiki secara kritis konteks lingkungan dan budaya dari biografi kultural komunitas dan individu, mengembangkan kewarganegaraan dalam demokrasi partisipatoris, menjalankan pendidikan politik dan mempelajari permasalahan yang secara politik bersifat peka, mengembangkan komunikasi interaktif di dalam dan melalui pendidikan.

Referensi

Al-Fandi, Haryanto. 2011. Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Djohar. 2003. Pendidikan Strategik Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: LESFI

Fauzan. Pendidikan Sebagai Pembentuk Manusia Berkualitas. T.p.,t.t.

Jumarudin Dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Humanis Religius Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar.  (Jurnal. Uny.ac.id).

Mas’ud, Abdurrahman. 2002. Menggagas Format Pendidikan Non Dikotomik Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Jogyakarta: Gamma Media.

 

 

 BIOGRAFI

 

 

Arif adalah seorang laki-laki yang kelahirannya dari Kabupaten Jember tepatnya pada tanggal 22 April 1991 dan dilahirkan dari rahim seorang ibu, yaitu ibunda Hotimah dan mempunyai ayahanda Ngajiyo. Dia adalah anak tunggal dari pasangan tersebut.

 

Di dalam dunia pendidikan dia telah menyelesaikan sekolah dasarnya tepatnya lulus pada tahun 2005 di MI Bustanul Ulum 07 Balung, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama yaitu di MTs Guru Agama Balung, lulus sebagai alumni MTs pada tahun 2008 kemudian melanjutkan ke lanjutan atas dengan mengambil Madrasah Aliyah Wahid Balung dan lulus pada tahun 2011. Untuk melanjutkan ke bangku perkuliahan yang tepatnya mengambil Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Jember dan sebagai alumnus pada tahun 2015 dengan IPK 3.83, meraih penghargaan sebagai IPK tertinggi nomor 2. Tidak puas menenpuh Pendidikan di S1, dia melanjutkan program S2 Pascasarjana di tempat yang sama di Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Jember, konsentrasi Program Studi Pendidikan Agama Islam dan alumnus pada tahun 2019 dengan IPK 3.91, meraih penghargaan sebagai IPK tertinggi di program Pascasarjana dan wisudawan terbaik.

Untuk jenjang karirnya bermula dari guru tidak tetap bersamaan semenjak lulus dari kuliah S1 pada tahun 2015. Dia menjadi tenaga GTT diawali dari lembaga di MTs SA Balung Filial MTs Negeri 2 Jember, awal masuk di MTs SA dia diperbantukan di kantor tata usaha sampai akhir diberi jam mengajar dengan mengampu materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 8 & 9 sampai saat ini. Tidak hanya mengajar saja namun juga diperbantukan sebagai operator BMN, Simpatika, SIMSarpras

 

 

 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PENGUMUMAN KELULUSAN PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Berdasarkan hasil Rapat Pleno Dewan Guru MTs Negeri 10 Jember yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2025 tentang penetapan kelulusan peserta didik kelas IX Tahun Pelajaran 2024/2025, de

02/06/2025 15:43 - Oleh Administrator - Dilihat 122 kali
Majalah Digital Matsanseba Edisi Perdana

Majalah digital "MATSANSEBA" merupakan wadah untuk menuangkan kreatifitas dalam berliterasi bagi warga MTsN 10 Jember. Sekaligus sebagai media informasi dan pengetahuan bagi masyarakat

20/11/2023 10:57 - Oleh Administrator - Dilihat 1220 kali
PENETAPAN KELULUSAN PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2021/2022

 

15/06/2022 11:16 - Oleh Administrator - Dilihat 1457 kali
INTEGRASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM HUMANIS DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

  INTEGRASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM HUMANIS DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL  ARIF, M.Pd Email: arifsugiantoro851@gmail.com   Abstrak   Untuk mencapai tujuan pendid

11/01/2022 12:49 - Oleh MUH. ARIF, M.Pd.I - Dilihat 6628 kali
MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER

MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER ARIF, M.Pd arifsugiantoro851@gmail.com Pendidik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember  

04/06/2021 10:11 - Oleh MUH. ARIF, M.Pd.I - Dilihat 24380 kali
PANDEMI COVID-19 MENGUJI KEPROFESIONALISME PENDIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER

PANDEMI COVID-19 MENGUJI KEPROFESIONALISME PENDIDIK  DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 10 JEMBER ARIF, M.Pd arifsugiantoro851@gmail.com Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Jember

02/06/2021 11:19 - Oleh MUH. ARIF, M.Pd.I - Dilihat 1874 kali
INFO PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN 2021

SELAYANG PANDANG Berdasarkan surat keputusan menteri Agama Republik Indonesia Nomor 906 Tanggal 25 Oktober 2017, secara yuridis formal madrasah ini diakui keberadaannya sebagai madrasah

15/03/2020 19:18 - Oleh Administrator - Dilihat 1685 kali